SWOT Analisis
Chatime adalah sebuah Waralaba skala Multinasional dengan produk Minuman Teh Susu Mutiara (Bubble Tea) yang didirikan oleh Henry Wang Yao-Hui pada tahun 2005 di Hsinchu, Taiwan.
Saat ini chatime telah memiliki sedikitnya 1002 cabang di 29 Negara, termasuk Indonesia. Chatime menjual minuman yang umumnya berbahan dasar teh. Teh tersebut dikombinasikan dengan beragam
topping seperti mutiara yang terbuat dari tapioka, puding, jeli, dan lain-lain. Di beberapa negara lain, gerai-gerai chatime juga menyediakan makanan ringan seperti Popcorn Ayam, Kentang Goreng, dll.
Di Indonesia. harga yang ditawarkan oleh produk Chatime pun tergolong terjangkau untuk penggemarnya, berkisar dari 15-30ribu rupiah pergelas untuk produk minumannya, dan 3-5Ribu rupiah untuk tambahan topping minumannya.
Chatime memiliki standar pelanggan yang rata-rata adalah golongan millenial (Kawula muda) yang menyukai minuman-minuman ringan.
Salah satu faktor mengapa Chatime banyak digemari adalah teknik Promosi dan Pengiklanan, Chatime menyediakan sistem membership dan Promo setiap bulannya untuk para member langganan produknya.
Saat ini Chatime memiliki total yearly income (Laba tahunan) sekitar 20 juta US$ (Berdasarkan Data Chatime tahun 2012).
Berikut Adalah Analisis SWOT Dari Chatime Corporation.
Strength (Kekuatan):
1. Memiliki Branding yang sudah Kuat karena pengembangan cabang2 di Seluruh Dunia.
2. Produk yang unik, dan cocok untuk Kawula muda.
3. Penyajian yang cepat
4. Teknologi yang mumpuni, dan design Gerai yang Minimalis
Weakness (Kelemahan):
1. Banyak gerai yang tidak memiliki Wi-fi
2. Antrian yang kadang tak terkendali karena promosi yang terlalu sering.
3. Produk yang masih jarang berinovasi dengan resep-resep baru
4. Franchise cost (Harga Sewa Waralaba) yang masih sangat mahal.
Opportunity (Peluang):
1. Kawula muda yang cenderung mencari produk happening (sedang naik daun)
2. Mall-mall menjadi tujuan masyarakat untuk belanja dengan harga murah ataupun mahal
3. Rasa produk yang familiar dan dapat diterima semua kalangan masyarakat
4. Produk yang halal, lebih mudah dikembangkan di negara dengan mayoritas agama Islam
Treats (Ancaman):
1. Kompetitor dengan produk yang sama semakin menjamur di negara2 berkembang
2. Isu isu malnutrisi yang sering menyerang produk cepat saji
3. Inovasi produk yang kurang cepat, membuat kompetitor mencari celah dalam berinovasi untuk produknya